Tuesday 23 August 2011

Potret Kehidupan

Potret Kehidupan


Senin 22 Agustus 2011

Hari ini tujuan utama hunting , adalah mencari lokasi pembuatan tahu dan tempe. Lokasi awalnya adalah Pasar Citra Garden 1, Pegadungan, Jakarta Barat.
Rencana hari ini cukup matang, melihat informasi pembuatan tahu dan tempe di dapat dari Pak Yanto, seorang yang kutemui di tempat pembuatan kulit lumpia dan risol tempo hari.
Dari informasi yang ku dapat, masih samar-samar lokasi pembuatan tahu dan tempe tersebut. Sehingga, hari ini terpaksa aku berangkat lebih siang, untuk mencari lokasi tersebut.
Menelusuri wilayah kampung yang penuh gang-gang sempit di sana-sini, membuat aku semakin tidak dapat meraba tempat pembuatan tahu dan tempe dan lagi ditambah tidak tahunya para tukang ojek dan penghuni sekitar yang kutanyai lokasi pembuatan tahu dan tempe. Aku harus mencari lokasi lain supaya hunting hari ini tetap dapat dilakukan, pikirku.
Mencari lokasi sekitar bantaran kali Citra Garden 2, Pegadungan, Jakarta Barat kerap membuatku bersemangat. Hal itu disebabkan oleh beragam cerita dan konflik yang kujumpai dari orang-orang di sekitar bantaran kali.
Sembari membawa motor, aku melihat daerah sekitar pemukiman penduduk bantaran kali, hingga ada suatu aktivitas yang menarik perhatianku, 2 orang anak kecil sedang di mandikan oleh ibunya. Aku menghentikan sepeda motor, dan segera menyapa mereka.


Ibu itu bertanya apa yang sedang aku cari di tempat itu, aku bilang saja hobby foto ku kepadanya, dan menawarkan apakah anaknya mau di foto, ibu itu merespon dengan baik dan membuatku mengawali hunting hari ini.


Seorang anak laki-laki yang sangat riang, jenaka, namun memiliki keterbatasan diri dalam berbicara.


Anak perempuan dengan luka di bibirnya , awalnya aku kira bibirnya sumbing, ternyata ia terjatuh saat bermain di pekarangan rumah.


Beberapa ibu beserta anak - anaknya berkumpul untuk di ambil foto bersama, ekspresi dan kejujuran setiap tokoh, menciptakan keberagaman cerita di dalam 1 foto ini, a picture worth a thousand stories.


Potret dari 3 generasi yang tumbuh dan hidup bersama, seorang kakek dengan anak dan cucu nya.


Tawa dan canda para anak-anak , di tambah dengan kejenakaan Rizky yang sedang memegang ember sambil melirik teman-temannya. Sayangnya Rizky memiliki keterbatasan dalam berbicara, ia sulit mengungkapkan kata-kata sehingga susah di pahami oleh teman-temannya.


"Se-ember Kebahagiaan"
Anak-anak ini hidup dalam kesederhanaan, tumbuh bersama dalam suasana riang dan penuh canda tawa.


Pak Ahmad dan Pak Haji Nurdin, tokoh yang di tuakan di tempat ini.


Ekspresi seorang kakek yang termenung menghadapi masa tuanya dengan di dampingi salah satu cucunya yang telah beranjak dewasa.

Merasakan keramahan warga di sini, membuatku ingin kembali terus ke tempat ini. Tidak ada rasa asing, mereka membuka diri sejak awal dan sangat welcome dengan kehadiranku.





1 comment: