Tuesday, 13 September 2011

Dinamika Kehidupan

Dinamika Kehidupan




Selasa, 13 September 2011

Hari ini aku hunting di daerah sekitar Mesjid dekat bantaran kali Cengkareng, Jakarta Barat




Pak Ujang, seorang pengurus keamanan Citra Garden 2 khususnya kawasan blok B , Cengkareng, Jakarta Barat menyapaku dengan ramahnya. Obrolan kami pun berlangsung panjang,







Pak Ujang memiliki 3 orang anak, 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Anak laki-lakinya baru saja lulus SMK dan sedang bekerja di sebuah restoran. Sedangkan anak laki-lakinya sedang sekolah kelas 5 SD dan yang bungsu masih kelas 2 SD.



Sebagai pengurus keamanan di perumahan Citra Garden 2, Pak Ujang membagikan pengalaman hidupnya kepadaku. Berbekal rasa tanggung jawab , niat dan kerja keras. Ia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya, yang satu telah lulus SMK dan 2 lainnya masih sekolah.

Pengalaman pahit kota Jakarta di laluinya dengan susah payah, pada tahun 1994, ia datang ke Jakarta dari kampung, kerjanya mengamen dengan gerobak dangdutnya. Niat yang begitu keras membuatnya bangkit dan punya semangat yang luar biasa, “ Cacing aja bisa hidup ngais’ tanah, masa saya kalah . “ Ucap Pak Ujang dengan jujur.
Pria berkeperawakan tinggi besar ini pun tidak main-main dalam menjalani hidupnya. Dengan gaji awal 94ribu menjadi satpam, ia tetap menikmati pekerjaan yang telah ia peroleh. Gaji nya sekarang yang hanya mencapai 450ribu rupiah boleh di bilang kurang sekali, untuk sebuah keluarga dengan 3 orang anak. Namun ia tetap berupaya menjalaninya. Nikmat dalam bekerja adalah sesuatu yang sangat penting. Tanpa merasakan itu, sulit rasanya bertahan dalam suatu pekerjaan. Hal itu juga ia tanamkan kepada anak laki-lakinya.
3 Tips yang Pak Ujang bagikan kepadaku, adalah menjalani hidup ini dengan baik, tidak melawan arus, niat itu penting adanya, tapi kita tetap harus berbuat sesuatu.
Ada 3 misteri dalam kehidupan ini, Jodoh, Sukses dan kematian , Ujarnya menutupi percakapan kami.
Sambil melanjutkan foto, aku mendapati sekolompok anak sedang belajar bersama, hal ini mengingatkan aku dulu, main sepeda dengan teman satu komplek kemudian kami belajar bersama. Kelompok belajar ini tentu saja sangat menarik perhatianku, selama ini, aku selalu melihat anak-anak bantaran kali sibuk bermain kesana kemari pada sore hari, tapi mereka berbeda. Dalam keterbatasan, mereka tetap punya tekad yang kuat untuk belajar.









Itulah yang kudapati hari ini, beragam pelajaran yang kupetik, yang bisa kubagikan kepada kalian.

No comments:

Post a Comment